“Karena saya seorang wanita”.
Kalimat itu sudah sering saya dengar. Saya sering menemukan
kasus dimana posisi wanita serba salah. Hanya karena status wanita, posisinya
menjadi dirugikan. Ironis, bukan?
Umumnya, wanitalah yang mesti menerima dan menunggu. Pria
yang memberi aksi, sedangkan wanita cukup memberi reaksi. Jarang saya lihat
wanita melakukan aksi. So, di sini wanita hanya bisa diam dan menunggu pada
posisinya.
Wanita identik dengan kode. Jika mereka menyukai seorang
pria, mereka akan memberi kode pada pria itu. Namun yang menjadi masalah,
apakah pria akan menyadarinya? Apakah perasaan pria cukup peka untuk menangkap
sinyal-sinyal cinta yang dilemparkan sang wanita padanya?
Bila wanita secara eksplisit menyatakan suka pada seorang
pria, sering kali ia disangka agresif oleh khalayak. Sedangkan bila ia tetap
bertahan diam dengan kode-kodenya yang entah sampai atau tidak, nasib
perjalanan cintanya akan terus menggantung.
Well, saya pernah menemukan sebuah kasus. Di sini,
analogikan saja saya sebagai wanita malang dalam kasus itu.
Saya menyukai seorang pria. Saya kagum, suka, dan care
padanya. Sekali dalam seminggu saya bertemu dengannya. Saya mendengarkan tiap
ucapannya, memperhatikan permainan pianonya, peduli padanya tiap kali dia
sedang tidak baik-baik saja, mengirim banyak e-mail untuknya, dan membatalkan
schedule saya demi bisa bertemu dia. Saya memperhatikannya pula dari jauh, juga
dari socmed-nya. Tetapi, apa yang saya dapat? Dia berpura-pura tidak
menyadarinya. Dia justru bermesraan dengan gadis lain.
Dari kasus ini, saya bertanya-tanya. Sebenarnya, apa yang
ada di pikirannya? Mengapa dia melakukan itu? Dan apakah selamanya wanita hanya
bisa menerima atau pasrah?
Di sini saya bukan ingin menyalahkan para pria. Hanya saja,
saya ingin menggarisbawahi satu poin penting: bagaimana agar perasaan wanita
dapat tersampaikan dan ia mendapat feedback-nya dari pria? Feedback itu tidak
harus berupa balasan dari perasaan si wanita. Yang terpenting apa yang
dirasakan, dibutuhkan, dan diinginkan dari wanita dapat tersampaikan dengan
baik pada pria. Kepada pria, izinkan wanita bicara dari hati ke hati dengan
kalian. Beri ia kesempatan.
Khususnya pada strong angel, saya ingin menyampaikan ini.
Izinkan saya bicara denganmu, sekali saja. Beri aku kesempatan untuk bicara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar