Jumat, 24 Juni 2016

Kenali Lebih Dekat Chronic Lymphocytic Leukemia

Mungkin beberapa di antara kita sudah tidak asing dengan Leukemia. Ya, penyakit ini sering kali dijadikan topik dalam novel atau film. Tapi, sebenarnya apa itu Leukemia?
Leukemia ialah penyakit kelebihan sel darah putih (Leukosit). Leukosit diproduksi secara berlebihan, dan itu justru membahayakan bagi tubuh penderitanya. Berlebihnya Leukosit dapat merusak antibodi. Akibatnya, kekebalan tubuh menurun. Alhasil pengidap Leukemia rentan terhadap infeksi dan penyakit-penyakit lainnya. Bahkan penyakit ringan seperti Influenza pun dapat berdampak fatal bagi pengidap Leukemia.
Ada beberapa tipe Leukemia. Di antaranya Acute Lymphocitic Leukemia (ALL), Chronic Myeloid Leukemia (CML), Chronic Lymphocytic Leukemia (CLL). Namun di sini saya hanya akan membahas satu jenis Leukemia, yakni Chronic Lymphocytic Leukemia.
Chronic Lymphocytic Leukemia adalah kanker darah yang ditandai tingginya kadar limfosit dalam darah. Jumlah limfosit di dalam darah abnormal. Sumsum tulang memproduksinya secara berlebihan. Limfosit B, limfosit T, dan sel natural killer merupakan tiga tipe limfosit. Dan bila ketiga tipe limfosit ini jumlahnya berlebihan di dalam darah, maka ketiganya akan terakumulasi di sumsum tulang belakang, limpa, dan getah bening. Sesungguhnya limfosit B, T, dan natural killer berguna sebagai antibodi dan melawan infeksi. Akan tetapi jika jumlahnya terlalu banyak, maka ketiga limfosit ini kehilangan fungsinya yang berharga.
Penderita CLL biasanya tidak menunjukkan gejala apa pun pada stadium awal. Bisa dikatakan penyakit ini tergolong silent killer. Penyakit ini akan semakin memburuk seiring beberapa tahun.
Ketika CLL semakin parah menggerogoti, barulah muncul sejumlah gejala. Di antaranya demam, penurunan berat badan, limfadenopati, dan infeksi berulang, khususnya infeksi pernafasan. Akibat penumpukan sel B neoplastik, pasien yang asimptomatik pada saat diagnosis pada akhirnya akan mengalami limfadenopati, splenomegali, dan hepatomegali. Sebagian pasien mengalami Trombositopenia. Pada aspirasi sumsum tulang belakang, terdapat penggantian elemen sumsum tulang yang dilakukan oleh limfosit.
CLL bukannya tak memiliki komplikasi. Ada lima komplikasi yang berisiko terjadi pada pasien CLL, antara lain:
Infeksi
Hipogamaglobulinemia
Transformasi menjadi keganasan limfoid yang agresif
Komplikasi akibat penyakit autoimun
Keganasan sekunder
Sama seperti jenis kanker lainnya, CLL masih memiliki harapan untuk diobati. Setidaknya pengobatan itu bisa membantu memperpanjang harapan hidup. Sampai saat ini kemoterapi dan transplantasi sumsum tulang belakang masih menjadi pilihan terbanyak. Meski demikian, ada beberapa tindakan medis lain yang dapat dicoba. Cobalah menjalani kemoterapi kombinasi, radioterapi, siklosporin pada aplasia eritrosit, antibodi monoklonal Campath, splenektomi, penggantian imunoglobulin, dan stem cell transplantation. Selain itu, penggunaan obat-obatan kortekostaroid sangat dianjurkan guna meningkatkan imunitas dalam tubuh.
Bagi kita yang masih sehat, bersyukurlah. Berkacalah pada saudara-saudara kita yang mengidap CLL. Lihatlah betapa berat perjuangan mereka. Betapa sulitnya bagi mereka untuk mempertahankan hidup. Dari sana, kita bisa mensyukuri nikmat sehat yang diberikan Allah.

Sedangkan bagi para surviver CLL, jangan menyerah. Tetap bersemangat dan berikhtiar. Iingatlah, Allah menurunkan penyakit bersama dengan obatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar