Rabu, 09 Januari 2019

Sebuah Surat untuk Allah: Dear My Allah

Dear Allah,
Ya, Allah, Engkau tentunya tahu. Di hatiku  tak ada cinta untuk Abi Assegaf, seperti rasaku pada Ronny. Tapi aku hanya menyayanginya sebagai ayahku. Salahkah bila aku membelanya, Ya Allah? When I stand up for him, I get a risk.
Aku takut sandiwara radionya batal, ya Allah. Sering kudengar sesuatu yang besar batal hanya karena kesalahan kecil. Aku takut, takut sekali.
Ya, Allah, salahkah bila kita membela seseorang dari sesuatu yang tidak baik? Sudah tiga kali aku membela Abi. Pertama, ketika dia di-body shaming soal rambutnya yang hilang. Kedua, aku membela Abi dari bullying karena pernikahannya yang sangat terlambat. Ketiga, yang sekarang ini. Ketika orang-orang meragukan kemampuan Abi. Aku ingin memperjuangkan rezeki Abi sebagai pemeran utama.
Salahkah ya Allah? Mataku sakit, ya Allah. Hatiku pedih. Aku takut gagal.
Who want to stand up for me?
Sayang orang lain terus, adakah yang menyayangiku?
Ya, Allah, mengapa rasanya banyak sekali cobaan untuk melangkah ke situ?
Aku sedih, sedih sekali.
Katanya, aku terlalu baik.
Ya, Allah Yang Maha Cinta, benarkah aku terlalu bodoh, terlalu baik, terlalu mudah dimanfaatkan?
Ya, Allah, mengapa tiap kali aku mengingat Abi, aku teringat ketakutanku tentang Ronny? Aku takut Ronny sakit kanker...entah kenapa. Walau ketakutan itu sangat tidak baik.
Ya, Allah, aku takut keluarganya menahan Ronny, bahkan melarangnya, untuk bersamaku. Aku takut. Mengapa segalanya masih berliku dan penuh keterbatasan?
Ya, Allah, aku tak mudah percaya manusia. Apa lagi manusia yang belum kukenal. Aku tidak tahu harus menitipkan sedih ini pada siapa selain padaMu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar