Maura: Jika Kita Saling
Mencintai, Setiap Masalah Bisa Diatasi
Hmm...sudah berapa lama
ya, aku nggak nge-blog? Kira-kira beberapa bulan. Apa lagi blog ini tercipta
demi memenuhi tugas ujian praktek pelajaran IT di sekolah. Wow...rasanya udah
lama ya?
Ok, back to focus. Hari
ini aku tergerak untuk menambah entry di blog ini atas dasar perasaan. Ya,
perasaanku tak menentu. Antara sedih, kalut, frustasi, dan rindu. Bagaimana
tidak, rasanya semua orang akan merasakan hal yang sama saat terlibat konflik
dengan kekasih tercinta.
Kekasih tercinta?
Tepatnya, kini aku yang tengah mengalami masalah itu. Punya masalah dengan pria
istimewa dalam hidup kita memang menyita pikiran, perhatian, dan konsentrasi.
Jujur sejak tertimpa masalah, konsentrasiku sempurna hilang. Yang kupikirkan
hanya dia berikut masalah kami.
Berawal dari sebuah
pertanyaan. Lalu disusul oleh kesalahpahaman, dan diakhiri dengan kecemasan.
Kecemasan jika dia akan pergi dari hidupku. Rasa takutku terlalu dominan saat
ini. Takut kehilangan lebih tepatnya. Karena apa? Karena merasakan kehilangan
sangatlah menyakitkan. Menggoreskan luka dan rasa sakit yang tidak mudah
terobati.
Ironis, malam
sebelumnya aku baru saja dipercaya beberapa sahabatku sebagai tempat
mencurahkan isi hati. Merekapun sedang terlibat masalah cinta. Tak hanya itu,
akupun diminta memberikan bantuan dan solusi. Namun kini, justru aku sendiri
yang terlibat problematika.
Persoalan utamanya
adalah seringnya aku meninggalkannya dan masalah pemahamanku tentang dirinya.
Sungguh bukan maksudku untuk terlalu sering meninggalkannya. Hanya saja,
situasi dan kondisi yang membuatku sibuk. Praktis ia hanya bisa menungguku.
Menyesal? Tentu saja.
Namun setiap masalah takkan selesai jika hanya disesali.
Bertahan? Itulah yang
akan kulakukan. Meski dia memintaku melupakannya, aku takkan mau. Aku takkan
melupakan dan meninggalkannya. Dia terlalu baik dan terlalu sempurna untuk
kulupakan ataupun kutinggalkan.
Salahkah jika aku
memutuskan untuk bertahan? Salahkah jika aku mencoba untuk memahaminya? Memahami
dirinya seperti dia selalu memahamiku?
Mungkin aku tak bisa
selalu ada untuknya. Tetapi satu hal yang perlu diketahui: aku tak pernah
melupakan dia. Dia selalu ada dalam prioritasku.
Lalu, aku teringat
sesuatu. Bukankah jika kita saling mencintai setiap masalah bisa diatasi?
Tidakkah cinta dapat menjadi alasan untuk menyelesaikan setiap prahara yang
menghadang? Kuharap diapun memiliki pemikiran yang sama denganku.
Aku yakin, setiap
kesalahpahaman pasti bisa diluruskan. Setiap luapan emosi pasti bisa dihentikan.
Setiap kemarahan pasti bisa diredakan.
As usual, aku selalu
mencoba menenangkan diri melalui lagu-lagu yang representatif dengan perasaan
hatiku. Di antaranya Sam Smith-I’m Not The Only One, Tompi-Tak Pernah Setengah
Hati, dan Glen Fredly-Sekali Ini Saja. Lagu terakhirlah yang paling menyentuh
menurutku. Terutama pada liriknya ‘Tak sanggup bila harus jujur, hidup tanpa
hembusan nafasnya’. Yah, begitulah aku. Selalu mengaitkan sesuatu dengan musik
dan novel.
So, untuk siapapun yang
mengalami situasi identik denganku, tetaplah pertahankan cinta kalian. Love can
be survive, kalian harus percaya itu.
Dan untuk dia yang
telah sering kutinggalkan, aku hanya ingin berkata. Bukan maksudku untuk
meninggalkanmu atau tidak memberimu perhatian. Aku justru selalu memikirkanmu,
meski di saat aku tak bisa menemanimu. Kapanpun aku memiliki banyak waktu, aku
pasti mencari dan menemanimu. Jangan pernah pikirkan jika aku melupakan dirimu.
Aku bahkan selalu cemas jika tak seharipun mendapat kabar tentangmu. Dan aku
selalu tenang tiap kali mengetahui kau baik-baik saja. Aku senantiasa bersedih
saat kau mengatakan jika dirimu baik-baik saja, padahal sesungguhnya telah
terjadi sesuatu padamu.
Satu hal lagi yang tak
kalah penting. Jangan pernah pisahkan aku dari hidupmu. Jangan pernah pergi
dari sisiku. Sebab aku tak bisa jika kau meninggalkanku. Kesabaranmu,
kelembutanmu, sikap hangatmu, cintamu yang tulus, dan pengertianmu takkan bisa
tergantikan. At least, don’t ever leave me and I really love you, Oppa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar